Bersyukur adalah salah satu nikmat terbesar dalam hidup.
Hidup selalu saja mengejutkan kita dengan berbagai peristiwa yang kita alami. Ada kalanya kita berada di bawah, ada kalanya juga kita "seakan-akan" berada di atas. Karena memang sejatinya hidup selalu seperti itu. Sebagai makhluk sosial, kita akan bersinggungan secara langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan orang lain. Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana keadaan psikologi kita. Dan secara tidak langsung keadaan psikologi akan mempengaruhi bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari. Makanya perlu sekali untuk "melatih" keadaan psikologi untuk beradaptasi dengan kenyataan hidup. Istilahnya seperti roda yang berputar, walaupun sebenarnya perumpamaan ini sering sekali hanya dipakai untuk melihat satu sisi kehidupan saja yaitu sisi finansial atau keadaan keuangan kita. Ketika keadaan finansial kita sedang berlebih, "seakan-akan" kita sedang berada di atas. Begitupun sebaliknya ketika keadaan finansial kita sedang kekurangan, "seakan-akan" kita sedang berada di bawah. Keadaan di atas dan di bawah akan selalu kita alami selama kita masih hidup di dunia ini.
Sebagai seorang pekerja swasta dengan gaji pas-pasan yang sudah beristri dan memiliki satu orang anak perempuan, tentunya istilah "roda yang berputar" sering saya alami. Makanya saya selingi dengan bekerja freelance di rumah untuk menambah sumber dana keluarga. Tentunya tidaklah berjalan mulus seperti master-master freelancer yang setiap bulan bisa tembus 1k - 3k perbulan. Kadang sebulan bisa tembus 700 atau lebih, tapi tak jarang pula sebulan zonk tanpa penghasilan dari freelance. Jadi, berada "seakan-akan" di atas maupun "seakan-akan" di bawah telah menjadi hal biasa dalam kehidupan kami. Kenapa saya beri istilah "seakan-akan"?. Ya, karena ini memang tidak benar2 di atas maupun di bawah. Jadi seakan-akan kita berada di posisi itu (atas atau bawah). Posisi kita merupakan standar yang kita setting sendiri dalam pikiran kita. Namun, ketika melihat posisi (atas atau bawah) dari orang lain tentunya kita tidak lagi di posisi awal kita.
Ketika kita sedang berada seakan-akan di atas, lihatlah sekeliling kita, tetangga kita, ternyata masih banyak yang berada di atas kita. Tidak perlu kita sombong, karena di atas langit masih ada langit yang lebib tinggi. Begitupun sewaktu kita seakan-akan berada di bawah. Lihatlah sekeliling, tetangga kita, pasti masih banyak yang berada di bawah. Makanya tidak perlu murung berkepanjangan karena merasa seakan-akan di bawah. Lalu bagaimana baiknya mensikapi posisi kita dalam hidup ini?.
.... posisi kita ini hanya ``seakan-akan`` (berada di atas atau di bawah)....
Kita harus tanamkan dalam pikiran kita dan selalu sadar bahwa posisi kita ini hanya "seakan-akan" (berada di atas atau di bawah), jadi pikiran kita akan terlatih untuk woles dan fokus menghadapi hidup ini. Kita harus selalu melihat atas dan bawah, jangan hanya melihat satu sisi saja. Maksudnya, ketika melihat sekeliling yang berada di atas kita, jadikan itu sebagai pemicu semangat untuk selalu berusaha dan berdoa mencapai yang terbaik dalam hidup ini, jangan malah kita iri dengan keadaan mereka dan tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, lihatlah sekitar kita yang berada di bawah untuk digunakan sebagai refleksi diri betapa kurang bersyukurnya kita terhadap nikmat rezeki yang kita terima. Jadikan itu sebagai pegangan agar kita tidak merasa angkuh dan sombong dengan apa yang kita punya.