Salah ambil jurusan di sini bukanlah masalah transportasi, tetapi salah jurusan sewaktu kuliah. Apakah ada yang mengalaminya? Karena admin juga (merasa) mengalaminya.
Saya mengambil jurusan pendidikan kimia di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Alhamdulillah lulus 4 tahun dengan predikat "dengan pujian" (haha, termasuk riya ga ya kaya gini?).
Akan tetapi, setelah lulus pada tahun 2012, sampai dengan sekarang tahun 2018 masih belum pernah terjun langsung ke dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar (guru). Mungkin ini yang disebut tidak mendapatkan "panggilan hati", karena saya memang lebih tertarik untuk menekuni dunia internet. Apakah saya salah mengambil jurusan sewaku kuliah?. Menurut saya pribadi dan yang saya rasakan memang saya telah salah mengambil jurusan waktu kuliah, harusnya saya ambil jurusan yang berhubungan dengan komputer untuk menunjang pekerjaan freelance. Apakah saya menyesal telah mengambil jurusan pendidikan kimia?. Ya, ada perasaan menyesal di dalam diri saya. Apakah ini salah? Saya rasa tidak salah karena manusiawi jika kita merasa menyesal dengan apa yang telah berlalu. Adakah dari temen-temen yang mengalami ini juga?.
Yang perlu kita lakukan adalah mengambil hikmah dibalik timeline yang telah ditetapkan,..
Namun, saya juga tidak terus menerus menyesal dengan apa yang telah terjadi, karena nasi telah menjadi bubur. Saya juga yakin karena memang timeline yang ditetapkan Gusti Alloh kepada saya memang harus melewati kuliah di jurusan pendidikan kimia. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil hikmah dibalik timeline yang telah ditetapkan, karena saya menyakini bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. Beberapa hikmah yang dapat saya ambil karena "salah jurusan" ini diantaranya:- Melalui proses perkuliahan ini menjadi lantaran saya ketemu dengan istri, karena istri saya ini juga mengambil jurusan yang sama
- Saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat selama perkuliahan
- Saya jadi punya sedikit pengetahuan tentang kimia yang nanti akan menjadi salah satu rubrik di MasHanip.com
- Saya mendapatkan pekerjaan offline juga karena berijazah sarjana pendidikan kimia.
Apa yang ingin saya sampaikan melalui cerita perjalanan saya adalah untuk membuka pikiran temen-temen yang merasa salah jurusan baik yang sudah selesai maupun yang masih menjalani proses perkuliahan, silakan cari hikmah/alasan kenapa kalian ambil jurusan itu. Ambillah sudut pandang lain, jangan hanya terpusat pada "penyesalan". Karena yakinlah timeline terbaik sudah disiapkan untuk masing-masing orang. Seperti saya paparkan di atas, saya mengambil jurusan pendidikan kimia, tapi passion saya lebih condong ke bidang IT atau dunia internet. Yang saya lakukan, saya tetap belajar bidang IT secara otodidak, dan tetap menjalani perkuliahan di jurusan Pendidikan Kimia. Kalau memang jurusan yang dijalani dirasa belum/tidak memberikan manfaat, yakinkan dalam hati dan pikiran bahwa masa-masa kuliah ini untuk membahagiakan orang tua. Apalagi kita mendapatkan nilai baik dan bisa lulus dengan baik pasti akan membuat orang tua temen-temen bangga. Siapa sih orang tua yang tidak bangga anaknya lulus kuliah dengan selempang "cumlaude". Baru setelah selesai kuliah temen-temen mulai menentukan arahnya sendiri, apakah melanjutkan ke bidang yang sama dengan waktu kuliah, atau mengejar passion yang temen-temen inginkan. Semua terserah ke keyakinan temen-temen. Yang perlu ditekankan adalah tanggung jawab dan konsisten dengan apa yang mau dikerjakan. Jangan takut gagal untuk mengejar passion temen-temen, karena kesuksesan itu hanyalah perjalanan hidup, jangan dijadikan tujuan hidup. Mengutip dari quote seorang Deddy Corbuzier, Ketika kesuksesan menjadi perjalanan hidup, maka temen-temen akan selalu berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Salam sukses!